SALAK INDOSIAR JADI ALTRNATIF OBJEK WISATA DI KOTA BUKITTINGGI

foto bersama dengan pemilik kebun salak Indosiar di panorama Baru Kota Bukittinggi.

Agrowisata Salak Indosiar, "Pesona" Baru Destinasi Wisata Bukittinggi 
Banyak Dikunjungi Siswa, Layak Untuk Wisata Keluarga 

Bukittinggi_Biasanya,buah Salak yang beredar di setiap pasar berasal dari Kota Medan dan sering diteriakkan para pedagang di Pasar Salak Pondoh. Saat ini, di  Kota Bukittinggi, terdapat sebuah kebun Salak yang mana didalamnya ada Salak Pondoh dan juga ada salak biasa. Lokasi ini juga sangat cocok sebagai lokasi alternatif baru bagi kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi.

Lokasi kebun salak tersebut  berada tidak jauh dari jantung kota wisata. Kita bisa menempuh perjalanan sekitar 10 menit dari Jam Gadang. Lokasi kebun ini  tepatnya berada di Jalan Raya Panorama Baru RT 1 RW 1 Kelurahan Puhun Pintu Kabun, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS).

Kebun Salak tersebut bernama Agrowisata Salak Indosiar  yang dikelola Abdul Halim beserta keluarganya. Nama Indosiar diambil dari gabungan nama orang tuanya Dt.Rajo Indo dan Siar.

Kebun Salak Indosiar berada di tepian Ngarai Sianok. Suasananya begitu asri dan teduh serta sangat layak dikunjungi terutama untuk wisata keluarga.

Ketika Rakyat Sumbar berada di lokasi, anak dari Dt Rajo Indo  Abdul Halim mengatakan, kebun ini ditanami  Salak Pondoh asal Sleman sejak tahun  2005. Salak Pondoh memasuki masa panen pertama saat itu tahun 2008.

"Lebih kurang 3 tahun sudah mulai panen sampai sekarang," ujar Abdul Halim ketika ditemui di lokasi, Rabu (8/7).

Sejak pertama sampai sekarang, Salak Pondoh terus panen karena dirawat dengan baik. Salak ini selalu dikasih pupuk dan dijaga dari serangan hama. 

Abdul Halim menjelaskan bibit Salak ini dahulu merupakan  bantuan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi.

"Sebelumnya, kita diikutkan pelatihan di Yogyakarta oleh dinas terkait selama 20 hari. Pelatihan tersebut bagaimana merawat tanaman salak. Saat ini, kita diberikan bibit sebanyak 300 batang. Di Panorama Baru ini, terdapat 3 lokasi kebun  masyarakat yang  berkebun Salak dengan pemilik berbeda, "jelasnya.


Dt Rajo Indo  bersama anaknya Abdul Halim di kebun Salak Indosiar 

Sementara itu, orang tua Abdul Halim Dt.Rajo Indo mengatakan, nama Agrowisata Salak Indosiar tidak ada kaitannya dengan Stasiun TV Indosiar. 

"Nama ini saya ambil dari kombinasi nama saya dan istri saya. Nama saya Dt.Rajo Indo sedangkan istri saya Siar. Jadi, nama tersebut kita satukan menjadi Indosiar" pungkasnya.

Kebun Salak Indosiar sangat terkenal di kalangan siswa. Banyak guru membawa siswanya seperti anak TK maupun SD ke Agrowisata Salak Indosiar dalam rangka pengenalan dan edukasi mengenai tumbuhan terutama Salak. 

"Untuk biaya masuk gratis. Jika berkunjung kesini, bisa juga membeli Salak dengan dipetik sendiri. Harga 1 kilogram Salak Rp 20 rib. Kita berada di kebun dari pukul 08.00 Wib hingga sore. Bagi yang ingin berkunjung, silahkan datang pada jadwal tersebut, " jelasnya.

Kemudian pekebun lain  Buk Ul (65) yang telah berkebun Salak Pondoh sejak tahun 2000 lalu dan mulai panen  tahun 2005.

"Sampai sekarang, saya masih menikmati hasil panen. Dari hasil kebun Salak tersebut, banyak yang membeli Salak langsung sama kita, karena mereka mengambil sendiri," terang Buk Ul didampingi anaknya.

Buk Ul sangat berharap kalau bisa ada perhatian Pemerintah Kota Bukittinggi untuk memberikan tenda dan tempat duduk santai bagi pengunjung yang datang ke kebun Salak tersebut.

"Sekarang, sudah banyak masyarakat yang berkunjung ke kebun ini untuk mendapatkan Salak yang langsung dipetik. Kebun ini banyak dikunjungi anak-anak sekolah baik dari Kota Bukittinggi sendiri maupun dari luar Bukittinggi,"pungkasnya.(roni)

NB : Lihat juga berita ini di harian umum Rakyat Sumbar (9/7) 

Comments

Popular posts from this blog

PESERTA QURBAN TIDAK TERPENGARUH PANDEMI

Kapolres Bukittinggi Apresiasi Inovasi Kapolsek Banuhampu, Gelar Kesenian Tradisional "Saluang Kamtibmas"